“Mengapa amirul mu’minin (Umar bin Khattab)
memberhentikan Khalid bin Walid sebagai panglima perang di Syam? Padahal
perannya sangat penting, syaifullah, setiap perang yang dipimpinnya selalu
meraih kemenangan gemilang dan ekspansi umat Islam semakin berjaya.
Amirul
mu’minin menjelaskan kepada kaumnya :
“Ketahuilah rahimakumullah, aku tidak
memberhentikannya karena rasa benci atau dia berkhianat, namun keputusanku
berdasarkan tiga alasan, yaitu :
Alasan Pertama,
Ada banyak perkataan diantara kalian “TIDAK
ADA YANG BISA MENGGANTIKAN KHALID BIN WALID, SEANDAINYA IA TIDAK ADA MAKA KITA
TIDAK AKAN MENANG”, aku khawatir mereka menjadi sesat karenanya, dan aku
harap mereka tahu bahwa Allah –lah satu-satunya yang berkuasa. Jika Khalid
syahid dalam sebuah peperangan, apakah kaum muslimin menjadi lemah tak berdaya?
Dan apakah janji Allah menjadi tidak akan terwujud karena Khalid meninggal? Ingatlah!
manusia pilihan (Rasulullah) telah meninggalkan kita, namun agama ini akan
tetap berjaya sebagaimana yang telah Allah janjikan. Suatu kaum akan binasa
jika mereka menggantungkan urusannya kepada satu orang, karena jika ia wafat,
maka kaum itu akan bercerai berai dan binasa.
Alasan Kedua,
Pendapat Khalid dalam melihat tugas para
umara dan wali amri berbeda dengan pendapatku, dan dia sangat kuat
mempertahankan pendapatnya itu, dia memandang bahwa seorang Gubernur memiliki
independensi dan berhak mengatur wilayahnya sekehendaknya, tanpa harus
berkonsultasi dengan khalifah. Sementara aku memandang bahwa seorang khalifah
bertanggung jawab atas tugasnya beserta jajarannya di sisi Allah.
Alasan Ketiga,
Tugas utama para pemimpin tidak terbatas
pada kewajiban menyusun strategi perang, membentuk pasukan dan memimpin perang,
karena suatu saat kita akan menghentikan peperangan, para Umara menjadi Qudwah
sekaligus Da’i. Tugas utama seorang pemimpin adalah mengatur masyarakat,
mewujudkan keadilan, menjaga hak-hak rakyat serta mewujudkan kesejahteraan
rakyat. Saat ini negeri Syam telah masuk ke wilayah Islam, maka tugas Gubernur
mengatur masyarakat lebih dominan dibanding mengurus peperangan. Abu Ubaidah,
ia termasuk sahabat generasi awal, ia terkenal zuhud, ahli ibadah dan
penyayang. Jika Khalid menjadi bawahannya lalu ia mengarahkan kecerdasan
strategi perangnya akan terbentuk kekuatan dan kerjasama yang sempurna. Dan
kita bisa menjamin urusan perang tidak menghalangi tugas memelihara dan mengatur
kehidupan rakyat yang menjadi tugas pokok seorang pemimpin.
Alasan ini saya utarakan kepada kalian
untuk menghindari perbincangan negatif dan prasangka buruk sebagian orang. Dan
hal ini berdasarkan pengetahuanku saat ini. Jika keputusanku benar, semuanya
karena hidayah Allah, dan jika keputusanku salah, aku yang akan menanggung seluruh
akibat dari kesalahan itu”